Home » » Misteri 2 karcis

Misteri 2 karcis

Written By Unknown on Minggu, 11 November 2012 | 05.42


Misteri Dua Karcis Pertunjukan Musik
                                                       Oleh :  Dicky Hariadi Putra

Sambil bersenandung Bu sinta menyapu lantai rumahnya. Hari ini dia akan memasak makanan yang lezat. Makanan kesukaan pak Adam, suaminya.
            Bu Sinta segera ke dapur unttk mempersiapkan bahan-bahan yang akan dimasaknya. Pada saat itulah terdengar bumyi bel.
            Ia bergegas ke pintu. Dikiranya orang suruhan dari warung Babah Lim yang datang. Tadi pagi dia memsan sekilo daging untuk membuat rendang. Namun ketika pintu dibuka dia tidak menemukan siapa-siapa di sana.
            “Pasti anak-anak nakal itu lagi.” Gumamnya kesal seraya menutup pintu kembali.
            Pada saat itulah dia melihat dua buah karcis pertunjukan musik di bawah pintu.
            “Wah ini pasti kejutan dari suamiku,” gumamnya seraya memungut karcis itu. Rasa kesalnya pun lenyap. Kini berganti dengan rasa bahagia yang  meluap-luap.
“Ini mungkin hadiah ulang tahun perkawinan darinya,” pikirnya senang. Menonton sebuah pertunjukan musik di sebuah gedung yang megah memang sudah lama diimpikannya.
            “Aku tidak mengirim tiket itu,” kata pak adam tatkala Bu Sinta mengungkapkan rasa senangnya kepada suaminya itu.
            “Jadi siapa?” tany Bu Sinta heran. Siapa yng telah mengirimkan dua helai karcis pertunjukan musik itu?
            Kukira kau yang mengirimkannya sebagai ulang tahun pekawinan kita,” katanya agak kecewa. Suaminya pasti akan lupa akan hari penting itu. Suaminya selalu menganggap hal-hal seperti itu tidak penting.
            Sebetulny Pak Adam memang lupa. Tapi dia berbuat seolah-olah tidak lupa. Katanya “tentu saja aku ingat. Aku sendiri sudah punya kejutan untukmu, yaitu mengajakmu makan malam di restoran mewah.”
            “Aaah,” Bu Sinta semakin kecewa. Sehingga menjadi heran melihat perubahan wajah istrinya itu.
           

“Kenapa? Apakah kau tidak ingin makan di restoran mewah.”
            “Aku sudah menyiapkan masakan istimewa malam ini,” sahut Bu Sinta sedih.
            Pak Adam tersenyum, “Baiklah. Kalau begitu kita makan di rumah. Kemudian kita pergi ke pertunjukan musik itu. Siapa pun yang mengirimkan karcis itu, anggap saja sebagai hadiah ulang tahun perkawinan kita,” kaaatanya. Meskipun dia sebenarnya lebih suka mandi air panas, lalu tidur. Tapi demi kebahagiaan istrinya , tak apalah.
            Gedung pertunjukan sudah penuh sesakmdengan penonton tatkala mereka tiba. Dirigen bahkan sudah mulai memberi aba-aba untuk memulai pertunjukan. Bu Sinta dan Pak Adam bergegas menuju tempat duduk mereka.
            Mereka bertepuk tangan tatkala seorang penyanyi muncul. Musik pun mulai mengalun mengiringi suara merdu si penyanyi. Bu Sinta menonton dengan penuh hasrat. Setiap penyanyi mengakhiri lagunya, Dia bertepuk tangan. Begitu juga penyanyi baru muncul. Sesekali diliriknya suaminya yang duduk di sampingnya. Pak Adam duduk sambil memejamkan mata. Nampaknya dia tertidur.
Bu Sinta menyentuh suaminya
“Pertunjukan sudah berakhir.”
Suaminya terperanjat, dan terjaga dari tidurnya. “Ooo, sudah berakhir, ya? Keluhnya lega.
            “pertunjukannya hebat sekali,” gumam Bu Sinta dengan rasa puas. Mereka berjalan menuju pintu keluar.
            “Akuharus berteri kasih kepada pengirim karcis itu. Kira-kira siapa dia, gumam Bu Sinta lagi sambil sambil naik ke dalam mobil. Sepanjang perjalanan dia terus saja berceloteh tentangpertunjukan musik itu, sementara Pak Adam mendengarkan sambil mengantuk.
             Ketika pak adam memasukkan mobil ke dalam garasi, Bu Sinta masuk ke dalam rumah sambil bernynyi kecil. Karena sedang merasa bahagia, dia tidak memrhatikan perubahan di dalam rumahnya. Dia terus saja ke kamarnya untuk berganti pakaian.
Tiba-tiba dia memekik kaget.
Pak Adam bergegas menemuinya, lalu bertanya dengan kuatir, “Ada apa?”
            “Rumah kita kemasukan pencuri sahut Bu Sinta. Dia merasa sulit bernafas tatkala melihat isi lemari berantakan. Uang dan perhiasannya telah lenyap. Juga televisi dan beberapa elektronik yang ada di ruang tengah.
            Bu Sinta tertunduk lemas tatkala melihat catatan kecil di atas bantal. “Sekarang kalian tahu siapa pengirim karcis itu.”

Share this article :

Popular Posts

Labels

Comment

Followers

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. DKEY CJDW - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger